Rabu, 28 November 2012

Jerat . Jarak . Jejak

Jerat . Jarak . Jejak
"Aku bergeming saat dirimu bisu dalam hening , aku bersuara saat dirimu mulai bercerita"
Satu catatan kecil lagi yang aku tulis di kertas kecil dan aku tempel di dinding kamarku . Jumlah nya mungkin sudah ratusan . Dan kertas ini menjadi yang kesekian ratus .
Hari ini aku berangkat ke kampus agak lebih awal satu jam , itu pun karena 1 alasan . Hanya demi melihat makhluk indah yang aku nantikan walaupun itu dari kejauhan . Sekedar bertatap mata dan menyimpulkan senyum setelahnya .
Laki-laki itu Friskly Filemon Andreano Isakh . Entah kenapa aku begitu tertarik kepadanya , setiap hari setiap bertatap mata atau sekedar ngobrol basa-basi ada perasaan yang lain yang aku rasakan . Kiki .. Begitu dia dipanggil ! Laki-laki berusia 20 tahun dengan kulit hitam manis berhidung mancung dan sangat menyukai cokelat . Dari jarak 30cm sangat jelas kalung salib itu berkilauan dikenakan dilehernya . Yaa dia christiani dan aku seorang wanita muslim .
Kami memang cukup mengenal satu sama lain karena kita berada di lingkungan yang sama setiap hari nya . Tetapi setiap aku sekedar ngobrol hanya 2 menit dengan Kiki , disitu jelas ada aura gugup , malu dan kaku yang tidak dapat aku sembunyikan . Begitu juga dengan nya . Entah ini apa namanya tapi yang jelas aku menyukai nya !
"Key .. Keysha tugas lo yang kemarin udah dibalikin sama pak Syarif tapi disimpen sama Kiki soalnya kemarin cuma dia yang dateng lebih awal 1 jam . Kalo lo mau ambil . Ambil aja ke Kiki ya , ada sama dia semua tugas anak-anak"
"Lo udah ngambil?"
Kata ku dibarengin dengan tatapan terlalu menyala dan hati berdebaran ketika nama Kiki disebut oleh Nara , teman satu kelas ku
"Gue sih udah soalnya buku nya mau gue pelajarin lagi "
"Kenapa buku gue enggak sekalian sih Ra? Jahat deh"
"Karena gue sengaja key"
Nara tersenyum penuh isyarat sambil mencubit-cubit pipiku
"Yee apa sih Ra"
"Jangan munafik gitu ah key , lo masih mau simpen perasaan lo itu tanpa mau ungkapin ke dia?"
"Gue terlalu takut untuk lakuin itu , gue terlalu pengecut untuk sekedar bilang kalo gue pengen lebih deket atau semacamnya Ra"
"Kalo lo terus kayak gitu yang ada lo jadi teroris cinta , sembunyi mulu . Sekali-kali coba deketin basa-basi apa kek gitu ngobrol atau jalan bareng kemana sekali-kali , jangan bisa nya liatin dari jauh doang . Jangan bisa nya ngobrol 2 menit cuma sekedar nanya dosen kemana . Payah ah"
"Ra gue gak seberani itu !!"
"Apa sih yang bikin lo sampe segitu nya banget ke Kiki? Dari awal kuliah dan se kelas bukannya biasa-biasa aja ya?"
"Semenjak 3 bulan lalu pas kita ngobrol banyak hal di halte waktu sama-sama ke jebak hujan"
"Hah? Terus-terus?"
"Yaa kita ngobrol banyak , tentang keluarga , hobi , dan diri sendiri . Waktu itu yang gue tangkep adalah bukan Kiki yang biasa nya gue kenal dikelas . Bukan Kiki yang pendiam tapi Kiki yang terlalu berkesan . Dia cerita banyak tentang diri nya sendiri . Dan gue nangkep 1 hal . Semenjak kejadian itu gue jatuh hati . Lo tau kan gue itu agak nerdy? Gue selalu jatuh cinta sama seseorang yang keliatan berbeda di mata gue ! Besok nya kita kayak jaga jarak . Walaupun memang sebelum nya kita enggak terlalu deket , tapi kejadian semalem setelahnya kayak mimpi untuk esok hari waktu itu Ra . Mungkin kejujuran tentang kenyataan-kenyataan itu yang bikin dia menjauh atau dia menyesal udah cerita tentang diri dia sejauh itu sama gue . Gue gaktau . Tapi yang jelas gue jatuh cinta sama dia Ra"
"Waw ! Gila gue enggak nyangka ternyata ada 1 rahasia sebelumnya . Pokok nya gue mau pas lo ambil buku tugas lo sama Kiki , lo harus ajak dia bicara Key"
"Insya Allah Ra"
Waktu kejadian terjebak hujan di halte itu Kiki memang bicara banyak . Entah dari mana dia memulai . Dia tiba-tiba bilang :
"Kamu tau gak Key? Keluarga ku dulu hancur banget . Natal tahun lalu ayah aku malah asyik main cewek padahal kita sekeluarga lagi berdoa dirumah untuk perayaan natal . Sampe aku berantem , sampe aku mau bunuh dia rasa nya . Tapi aku selalu berdoa sama Tuhan kalo dia pasti berubah dan akhir-akhir ini dia udah mulai rajin baca Injil dan ke gereja . Aku berharap natal tahun ini kita bener-bener jadi keluarga yang utuh"
Dan bagian-bagian cerita yang lain yang dia ungkapkan kata demi kata .
Keesokan hari nya setelah kelas selesai pukul 5 sore , aku baru berani mengambil buku tugas ku yang ada pada Kiki ketika aku melihat dia sedang duduk di halaman belakang kampus sendirian , aku menghampiri Kiki dengan di iringi detak jantung yang berdetak 3 kali lipat lebih cepat dari biasa nya , ku tutupi semua ke gugupan itu dengan satu senyum palsu yang terkesan agak memaksa .
"Ki .. Sorry ganggu bentar . Mau ambil buku tugas aku yang ada sama kamu"
"Hey Key , enggak ganggu kok . Buku kamu ada ni di tas . Mau kamu ambil sekarang?"
"Iya , mau aku pelajarin lagi soalnya hehe kamu ngapain di sini sendirian? Enggak pulang?"
"Aku lagi pengen di sini aja . Hmm Key , aku boleh pinjem waktu kamu sebentar gak? Ada yang pengen aku bicarain sama kamu dari kemarin . Tapi aku rasa ini waktu yang tepat"
Seketika aku langsung merasa lemas , bagaimana tidak ! Seorang laki-laki yang aku sukai sedang bersama dengan ku saat ini dan dia baru aja bilang ada sesuatu yang ingin di bicarakan . Waw !! Air muka ku berubah menjadi sedikit canggung tapi jelas tidak akan ada kata tolak-menolak untuk waktu yang hebat ini bersama Kiki .
"Mau bicara apa Ki? Boleh kalo kamu mau"
"Sini kamu duduk di samping aku Key"
Aku yang tadi nya berdiri langsung berpindah tempat disebelah Kiki , kalung salib itu kini jelas terlihat di lehernya . Dan aku bebas memandangi kilau nya kapan pun aku mau .
"Key .. Kamu tau gak? Beberapa waktu terakhir ini aku ngerasa ada yang beda sama diri aku . Semenjak kita bicara banyak waktu itu dan kamu semakin tau tentang aku . Aku mau tanya 1 hal , kenapa kamu berubah setelah itu?"
"Aku .. Aku .. Aku biasa aja kok Ki , kamu terlalu peka ah . Enggak aku gak berubah ah"
"Key . Come on ! Justru karena aku terlalu peka maka nya aku mau tau banget , walaupun itu udah lama tapi seenggak nya setelah itu kamu beda . Kalo ketemu aku kamu cuma natap aku aja setelah itu ninggalin senyum dan pergi . Aku kepengen tanya tapi aku takut jawaban yang aku dapet dari kamu sama kayak apa yang ada di otak aku"
"Emang kamu berfikir apa?"
"Kamu tau gak key? Kenapa waktu itu aku milih untuk ceritain apa yang bebanin otak aku selama ini ke kamu . Karena aku rasa kamu itu orang yang tepat . Selama ini kita satu kampus , satu kelas . Yang aku tangkep dari kamu , kamu tuh cukup dewasa . Kamu suka nulis juga kan? Yes its you ! Aku fikir aku bercerita dengan orang yang tepat karena kamu dewasa dan bisa jadi motivator terbaik aku . Terbukti kok setelah aku meluapkan apa yang aku rasain . Kamu bisa kasih solusi yang ngebuat aku tenang . Masalah aku berat kamu tau kan? Ayah aku , keluarga aku , tuntutan itu ! Semua nya kayak menjerat . Aku laki-laki tapi aku juga manusia yang punya batas kuat . Aku enggak salah kan Key kalo kadang ngeluh?"
"Kamu enggak salah dan gak akan ada orang yang bisa nyalahin kamu Ki . Apa yang kamu mau tau dari aku?"
"Yang aku mau tau kenapa kamu kayak jaga jarak ? Aku berfikir kamu malu atau ilfeel setelah tau aku lebih jauh"
"Justru aku makin tertarik Ki sama kamu . Dan selama 3 bulan terakhir ini aku cuma malu untuk ungkapin itu"
"Kamu serius Key?"
"Aku enggak pernah sebelum nya bicara se-serius ini"
"Aku sebenernya jatuh cinta sama kamu Key , aku ngerasa ada sesuatu yang beda yang aku tangkep secara hati"
"Aku pun begitu"
Kiki tersenyum dan menggenggam erat tanganku
"Mungkin?"
Tanya Kiki dengan mata seakan penuh harap , dan aku tau , aku sangat bisa merasakan apa yang dia rasakan . Tatapan itu begitu cepat sampai ke hati
"Aku rasa mungkin , kalo aja ada pengorbanan besar . Dan aku rasa itu semua tergantung diri kita masing-masing . Kamu ngerti apa maksud ku?"
Kiki menganggukan kepala nya sambil tersenyum dan langsung memeluk ku . Aku balik memeluk nya lebih erat . Kita memutuskan untuk dekat tapi tidak ada hubungan apapun . Yaa karena berbeda keyakinan itu . Kita sama-sama menyimpulkan untuk apa menjalani sesuatu kisah jika ada perbedaan besar didalam nya . Dan untuk apa menjalani sesuatu kisah jika pada akhirnya tidak akan ada ending yang bahagia sebelum kita berkorban sangat besar dulu sebelum nya . Setidaknya kini kita bersama dalam status teman bukan lagi hanya bertatapan dingin dan tersimpan satu pernyataan yang terpendam . Ini jauh lebih baik , jauh lebih aman dan jauh lebih berkesan . Kini Kiki bukan lagi jerat yang memaksa ku untuk diam , juga bukan jarak yang mengharuskan aku untuk menjauh bahkan bungkam . Tapi Kiki adalah jejak . Jejak di hidup ku yang kini aku abadikan lewat akal sehat .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar