Jerat . Jarak . Jejak
"Aku bergeming saat dirimu bisu dalam
hening , aku bersuara saat dirimu mulai bercerita"
Satu catatan
kecil lagi yang aku tulis di kertas kecil dan aku tempel di dinding
kamarku . Jumlah nya mungkin sudah ratusan . Dan kertas ini menjadi yang
kesekian ratus .
Hari ini aku berangkat ke kampus agak lebih awal
satu jam , itu pun karena 1 alasan . Hanya demi melihat makhluk indah
yang aku nantikan walaupun itu dari kejauhan . Sekedar bertatap mata dan
menyimpulkan senyum setelahnya .
Laki-laki itu Friskly Filemon Andreano
Isakh . Entah kenapa aku begitu tertarik kepadanya , setiap hari setiap
bertatap mata atau sekedar ngobrol basa-basi ada perasaan yang lain
yang aku rasakan . Kiki .. Begitu dia dipanggil ! Laki-laki berusia 20
tahun dengan kulit hitam manis berhidung mancung dan sangat menyukai
cokelat . Dari jarak 30cm sangat jelas kalung salib itu berkilauan
dikenakan dilehernya . Yaa dia christiani dan aku seorang wanita muslim .
Kami
memang cukup mengenal satu sama lain karena kita berada di lingkungan
yang sama setiap hari nya . Tetapi setiap aku sekedar ngobrol hanya 2
menit dengan Kiki , disitu jelas ada aura gugup , malu dan kaku yang
tidak dapat aku sembunyikan . Begitu juga dengan nya . Entah ini apa
namanya tapi yang jelas aku menyukai nya !
"Key .. Keysha tugas lo
yang kemarin udah dibalikin sama pak Syarif tapi disimpen sama Kiki
soalnya kemarin cuma dia yang dateng lebih awal 1 jam . Kalo lo mau
ambil . Ambil aja ke Kiki ya , ada sama dia semua tugas anak-anak"
"Lo
udah ngambil?"
Kata ku dibarengin dengan tatapan terlalu menyala dan
hati berdebaran ketika nama Kiki disebut oleh Nara , teman satu kelas
ku
"Gue sih udah soalnya buku nya mau gue pelajarin lagi "
"Kenapa
buku gue enggak sekalian sih Ra? Jahat deh"
"Karena gue sengaja
key"
Nara tersenyum penuh isyarat sambil mencubit-cubit pipiku
"Yee
apa sih Ra"
"Jangan munafik gitu ah key , lo masih mau simpen
perasaan lo itu tanpa mau ungkapin ke dia?"
"Gue terlalu takut
untuk lakuin itu , gue terlalu pengecut untuk sekedar bilang kalo gue
pengen lebih deket atau semacamnya Ra"
"Kalo lo terus kayak gitu
yang ada lo jadi teroris cinta , sembunyi mulu . Sekali-kali coba
deketin basa-basi apa kek gitu ngobrol atau jalan bareng kemana
sekali-kali , jangan bisa nya liatin dari jauh doang . Jangan bisa nya
ngobrol 2 menit cuma sekedar nanya dosen kemana . Payah ah"
"Ra
gue gak seberani itu !!"
"Apa sih yang bikin lo sampe segitu nya
banget ke Kiki? Dari awal kuliah dan se kelas bukannya biasa-biasa aja
ya?"
"Semenjak 3 bulan lalu pas kita ngobrol banyak hal di halte
waktu sama-sama ke jebak hujan"
"Hah? Terus-terus?"
"Yaa
kita ngobrol banyak , tentang keluarga , hobi , dan diri sendiri . Waktu
itu yang gue tangkep adalah bukan Kiki yang biasa nya gue kenal dikelas
. Bukan Kiki yang pendiam tapi Kiki yang terlalu berkesan . Dia cerita
banyak tentang diri nya sendiri . Dan gue nangkep 1 hal . Semenjak
kejadian itu gue jatuh hati . Lo tau kan gue itu agak nerdy? Gue selalu
jatuh cinta sama seseorang yang keliatan berbeda di mata gue ! Besok nya
kita kayak jaga jarak . Walaupun memang sebelum nya kita enggak terlalu
deket , tapi kejadian semalem setelahnya kayak mimpi untuk esok hari
waktu itu Ra . Mungkin kejujuran tentang kenyataan-kenyataan itu yang
bikin dia menjauh atau dia menyesal udah cerita tentang diri dia sejauh
itu sama gue . Gue gaktau . Tapi yang jelas gue jatuh cinta sama dia Ra"
"Waw
! Gila gue enggak nyangka ternyata ada 1 rahasia sebelumnya . Pokok nya
gue mau pas lo ambil buku tugas lo sama Kiki , lo harus ajak dia bicara
Key"
"Insya Allah Ra"
Waktu kejadian terjebak hujan di
halte itu Kiki memang bicara banyak . Entah dari mana dia memulai . Dia
tiba-tiba bilang :
"Kamu tau gak Key? Keluarga ku dulu hancur
banget . Natal tahun lalu ayah aku malah asyik main cewek padahal kita
sekeluarga lagi berdoa dirumah untuk perayaan natal . Sampe aku berantem
, sampe aku mau bunuh dia rasa nya . Tapi aku selalu berdoa sama Tuhan
kalo dia pasti berubah dan akhir-akhir ini dia udah mulai rajin baca
Injil dan ke gereja . Aku berharap natal tahun ini kita bener-bener jadi
keluarga yang utuh"
Dan bagian-bagian cerita yang lain yang dia
ungkapkan kata demi kata .
Keesokan hari nya setelah kelas selesai
pukul 5 sore , aku baru berani mengambil buku tugas ku yang ada pada
Kiki ketika aku melihat dia sedang duduk di halaman belakang kampus
sendirian , aku menghampiri Kiki dengan di iringi detak jantung yang
berdetak 3 kali lipat lebih cepat dari biasa nya , ku tutupi semua ke
gugupan itu dengan satu senyum palsu yang terkesan agak memaksa .
"Ki
.. Sorry ganggu bentar . Mau ambil buku tugas aku yang ada sama kamu"
"Hey
Key , enggak ganggu kok . Buku kamu ada ni di tas . Mau kamu ambil
sekarang?"
"Iya , mau aku pelajarin lagi soalnya hehe kamu ngapain
di sini sendirian? Enggak pulang?"
"Aku lagi pengen di sini aja .
Hmm Key , aku boleh pinjem waktu kamu sebentar gak? Ada yang pengen aku
bicarain sama kamu dari kemarin . Tapi aku rasa ini waktu yang tepat"
Seketika
aku langsung merasa lemas , bagaimana tidak ! Seorang laki-laki yang
aku sukai sedang bersama dengan ku saat ini dan dia baru aja bilang ada
sesuatu yang ingin di bicarakan . Waw !! Air muka ku berubah menjadi
sedikit canggung tapi jelas tidak akan ada kata tolak-menolak untuk
waktu yang hebat ini bersama Kiki .
"Mau bicara apa Ki? Boleh kalo
kamu mau"
"Sini kamu duduk di samping aku Key"
Aku yang
tadi nya berdiri langsung berpindah tempat disebelah Kiki , kalung salib
itu kini jelas terlihat di lehernya . Dan aku bebas memandangi kilau
nya kapan pun aku mau .
"Key .. Kamu tau gak? Beberapa waktu
terakhir ini aku ngerasa ada yang beda sama diri aku . Semenjak kita
bicara banyak waktu itu dan kamu semakin tau tentang aku . Aku mau
tanya 1 hal , kenapa kamu berubah setelah itu?"
"Aku .. Aku ..
Aku biasa aja kok Ki , kamu terlalu peka ah . Enggak aku gak berubah ah"
"Key
. Come on ! Justru karena aku terlalu peka maka nya aku mau tau banget ,
walaupun itu udah lama tapi seenggak nya setelah itu kamu beda . Kalo
ketemu aku kamu cuma natap aku aja setelah itu ninggalin senyum dan
pergi . Aku kepengen tanya tapi aku takut jawaban yang aku dapet dari
kamu sama kayak apa yang ada di otak aku"
"Emang kamu berfikir
apa?"
"Kamu tau gak key? Kenapa waktu itu aku milih untuk ceritain
apa yang bebanin otak aku selama ini ke kamu . Karena aku rasa kamu itu
orang yang tepat . Selama ini kita satu kampus , satu kelas . Yang aku
tangkep dari kamu , kamu tuh cukup dewasa . Kamu suka nulis juga kan?
Yes its you ! Aku fikir aku bercerita dengan orang yang tepat karena
kamu dewasa dan bisa jadi motivator terbaik aku . Terbukti kok setelah
aku meluapkan apa yang aku rasain . Kamu bisa kasih solusi yang ngebuat
aku tenang . Masalah aku berat kamu tau kan? Ayah aku , keluarga aku ,
tuntutan itu ! Semua nya kayak menjerat . Aku laki-laki tapi aku juga
manusia yang punya batas kuat . Aku enggak salah kan Key kalo kadang
ngeluh?"
"Kamu enggak salah dan gak akan ada orang yang bisa
nyalahin kamu Ki . Apa yang kamu mau tau dari aku?"
"Yang aku mau
tau kenapa kamu kayak jaga jarak ? Aku berfikir kamu malu atau ilfeel
setelah tau aku lebih jauh"
"Justru aku makin tertarik Ki sama
kamu . Dan selama 3 bulan terakhir ini aku cuma malu untuk ungkapin itu"
"Kamu
serius Key?"
"Aku enggak pernah sebelum nya bicara se-serius ini"
"Aku
sebenernya jatuh cinta sama kamu Key , aku ngerasa ada sesuatu yang
beda yang aku tangkep secara hati"
"Aku pun begitu"
Kiki
tersenyum dan menggenggam erat tanganku
"Mungkin?"
Tanya
Kiki dengan mata seakan penuh harap , dan aku tau , aku sangat bisa
merasakan apa yang dia rasakan . Tatapan itu begitu cepat sampai ke hati
"Aku
rasa mungkin , kalo aja ada pengorbanan besar . Dan aku rasa itu semua
tergantung diri kita masing-masing . Kamu ngerti apa maksud ku?"
Kiki
menganggukan kepala nya sambil tersenyum dan langsung memeluk ku .
Aku balik memeluk nya lebih erat . Kita memutuskan untuk dekat tapi
tidak ada hubungan apapun . Yaa karena berbeda keyakinan itu . Kita
sama-sama menyimpulkan untuk apa menjalani sesuatu kisah jika ada
perbedaan besar didalam nya . Dan untuk apa menjalani sesuatu kisah jika
pada akhirnya tidak akan ada ending yang bahagia sebelum kita berkorban
sangat besar dulu sebelum nya . Setidaknya kini kita bersama dalam
status teman bukan lagi hanya bertatapan dingin dan tersimpan satu
pernyataan yang terpendam . Ini jauh lebih baik , jauh lebih aman dan
jauh lebih berkesan . Kini Kiki bukan lagi jerat yang memaksa ku untuk
diam , juga bukan jarak yang mengharuskan aku untuk menjauh bahkan
bungkam . Tapi Kiki adalah jejak . Jejak di hidup ku yang kini aku
abadikan lewat akal sehat .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar